Bangkitnya brand lokal
Sebetulnya indikasi bangkitnya brand-brand lokal sudah mulai terlihat gejalanya di tahun 2017 lalu, dengan brand-brand buatan para milenial yang menampilkan style streetwear antimainstream. Mengusung gaya casual dengan detail khas, dan ada beberapa dengan cutting yang dekonstruktif, brand-brand khas anak muda ini langsung menggaet penggemar.
Fenomena ini didorong oleh kekuatan instagram dan tentunya juga event-event fashion yang dikelola mandiri baik oleh universitas (sebagai wadah pengembangan langsung potensi akademik mahasiswa dalam ilmu bisnis) maupun komunitas (ajang kumpul-kumpul karena memiliki kesamaan minat dan gaya hidup). Terbukanya peluang untuk memasarkan sendiri tidak tergantung pada tempat secara fisik yang justru sering jadi hambatan mengingat kemunculan brand ini kebanyakan dari kegemaran dan passion terhadap fashion dan ingin menciptakan gaya yang personal yang seringkali tidak bisa diakomodasi oleh brand-brand besar.
Kemampuan instagram dengan penampilan feeds dan insta-storynya mampu menjawab kebutuhan brand-brand lokal untuk mempromosikan produk mereka dengan gaya yang kekinian dan menjangkau luas target market mereka dan semuanya adalah free.
Dengan sistem pembelian yang bisa memesan lebih dulu dan baru diproduksi setelah kuota mencukupi dengan pembayaran di awal, sistem ini memudahkan pemilik brand menjalankan produksi dan menjual dengan modal minim. Sistem bisnis gaya ini memang sangat bergantung pada kepercayaan kedua belah pihak, pembeli dan penjual.
Brand lokal mampu unjuk gigi di event-event fashion besar tanah air maupun global, sambutan luar biasa menunjukkan bahwa karya brand lokal diterima oleh masyarakat Indonesia, dan semoga fenomena menggembirakan ini mampu bertahan dan brand lokal bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Bravo!